Iklan apapun pasti disiapkan untuk menarik simpati dari konsumen. Hal ini termasuk iklan yang disiapkan oleh berbagai lembaga pendidikan baik jenjang sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan non-formal seperti kursus dll. Sebagai mantan mahasiswa, mantan siswa, dan mantan peserta kursus tentu kita memiliki pengalaman tersendiri terhadap semua lembaga pendidikan yang pernah kita tempati.
Mari jadikan semua pengalaman pendidikan tersebut sebagai bukti nyata ketika akan memberikan saran atau masukan bagi mereka yang akan melanjutkan studi.
Hampir setiap saat ketika sebuah lembaga pendidikan mencari siswa baru, sudah pasti akan mengeluarkan jurus jitu untuk menarik simpati calon siswa atau mahasiswa. Bahkan tidak sedikit dari lembaga pendidikan justru berperilaku menyimpang dari filosofi pendidikan dengan memanipulasi informasi yang diberikan untuk calon siswa dan mahasiswa. Memang hal ini bisa dipahami, ketatnya persaingan antar lembaga pendidikan, telah menjadikan persaingan untuk mencari mahasiswa menjadi tidak sehat. Iklan bombastis yang belum tentu benar dan nyata terus digulirkan.
Melalui media cetak dan online tidak jarang kita melihat berita mahasiswa atau siswa bahkan guru dan dosennya terlantar. Bentrok antara pengelola kampus dan mahasiswa juga sering terjadi akibat ketikapuasan mahasiswa dengan semua janji-janji manis yang diberikan ketika mereka akan masuk ke kampus tersebut. Semua janji manis yang pernah ditebar, justru akan menjadi bumerang dan bom waktu bagi lembaga pendidikan tersebut.
Hampir setiap saat ketika sebuah lembaga pendidikan mencari siswa baru, sudah pasti akan mengeluarkan jurus jitu untuk menarik simpati calon siswa atau mahasiswa. Bahkan tidak sedikit dari lembaga pendidikan justru berperilaku menyimpang dari filosofi pendidikan dengan memanipulasi informasi yang diberikan untuk calon siswa dan mahasiswa. Memang hal ini bisa dipahami, ketatnya persaingan antar lembaga pendidikan, telah menjadikan persaingan untuk mencari mahasiswa menjadi tidak sehat. Iklan bombastis yang belum tentu benar dan nyata terus digulirkan.
Melalui media cetak dan online tidak jarang kita melihat berita mahasiswa atau siswa bahkan guru dan dosennya terlantar. Bentrok antara pengelola kampus dan mahasiswa juga sering terjadi akibat ketikapuasan mahasiswa dengan semua janji-janji manis yang diberikan ketika mereka akan masuk ke kampus tersebut. Semua janji manis yang pernah ditebar, justru akan menjadi bumerang dan bom waktu bagi lembaga pendidikan tersebut.
Seringkali saya berpikir, sebarnya lembaga-lembaga pendidikan tersebut sadar tidak dengan semua janji-janji manis yang pernah dibuatnya? Apapun yang terjadi entah itu sadar ataupun tidak sadar, lembaga pendidikan harus bertanggung jawab dengan segala informasi yang pernah dibuatnya dan siswa atau mahasiswa memiliki hak untuk menuntut apa yang pernah dijanjikan oleh lembaga tempatnya belajar. Hal yang tidak dibenarkan adalah adanya tindakan anarkisme di lembaga pendidikan yang jauh dari aspek akademis.
Dari berbagai diskusi dengan mahasiswa dan calon mahasiswa, ada hak-hal krusial yang perlu dicermati ketika akan memilih sebuah kampus:
Dari berbagai diskusi dengan mahasiswa dan calon mahasiswa, ada hak-hal krusial yang perlu dicermati ketika akan memilih sebuah kampus:
1. Visi dan misi lembaga pendidikan
Di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang didirkan oleh masyarakat dengan berbagai latar belakang seperti agama dan umum. Sebelum memilih lembaga pendidikan, calon mahasiswa atau siswa harus yakin betul dengan visi dan misinya. Misalnya: jika lembaga tersebut didirkan oleh organisasi keagamaan, sudah pasti lembaga tersebut akan mengusung semangat keagamaan dari organisasinya.
2. Siapa di balik lembaga pendidikan tersebut (pengelola)
Calon mahasiswa perlu melihat siapa di balik lembaga tersebut. Misalnya, siapa pengelola lembaga tersebut, apakah milik organisasi dan perorangan. Perlu diingat tidak sedikit lembaga yang didera konflik yayasan sehingga siswa dan guru atau dosen dan mahasiswa menjadi terlantar. Jangan sampai Anda menjadi korbannya.
3. Data lembaga pendidikan (nama, lokasi, dll) resmi atau tidak.
Calon siswa perlu melihat keabsahan dokumen lembaga tersebut. Misalnya kalau PTS, perlu dicek apakah kampus PTS tersebut legal atau tidak. Tidak sedikti dari lembaga pendidikan yang ijinnya belum lengkap sehingga ijasahnya pun bermasalah.
4. Fasilitas belajar
Calon mahasiswa perlu melihat kelengkapan fasilitas belajarnya. Jika lembaga pendidikan memiliki fasilitas belajar yang minim, lebih baik dipikirkan berkali-kali sebelum memutuskan untuk masuk.
5. Lulusan
Calon mahasiswa perlu melihat track record dari para alumni lembaga pendidikan yang akan dipilih.
6. Pelayanan
Calon mahasiswa perlu melihat pelayanan kampus terhadap mahasiswa, misalnya ada tidak beasiswa dll.
7. Reputasi
Calon mahasiswa perlu juga mempertimbangkan reputasi kampus yang akan dipilih.
Dari tulisan ini saya menyimpulkan jika pendidikan itu mahal. Jadi sebaiknya calon siswa dan mahasiswa jangan sampai salah pilih karena ini menyangkut masa depan. Kesalahan memilih lembaga pendidikan akan berakibat fatal dengan masa depan Anda. Untuk membaca tulisan mahalnya menjadi sarjana, silakan klik link ini.
Sumber : vivanews.com
0 comments:
Post a Comment